KRIM
I.
TUJUAN
Mengetahui
kontrol kualitas sediaan krim meliputi organoleptis, uji homogenitas, uji daya
sebar, uji daya proteksi, dan penentuan tipe krim.
II.
DASAR
TEORI
Krim
adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang
terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak
atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat melalui vaginal. (Anonim, 2015)
Krim merupakan
salah satu jenis basis salep yang merupakan sediaan setengah padat mengandung
tidak kurang dari 60 % air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim dapat
berupa krim tipe air dalam minyak (a/m) dan krim minyak dalam air (m/a). Untuk
membuat krim digunakan zat pengemulsi berupa surfaktan. Untuk penstabilan kkri
ditambah zat antioksidan dan zat pengawet. (Anief, 1997)
Menurut Seno dkk (2004) Kualitas dasar
salep yang baik adalah:
1.
Stabil,
selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembaban kamar.
2.
Lunak,
semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk
harus lunak dan homogen.
3.
Mudah
dipakai
4.
Dasar
salep yang cocok
5.
Dapat
terdistribusi merata
Pembuatan krim adalah dengan melebur bagian
berlemak diatas tangas air, kemudian tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan
sama-sama panas, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim. (Seno
dkk, 2004)
Salep tidak
boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep
yang mengandung obat keras atau obat narkotika, kadar bahan obat adalah 10%. Salep jika dioleskan
pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan
susunan yang homogen. (Anief,1999)
Evaluasi terhadap sifat fisik dan sifat iritatif
pada sediaan topikal perlu dilakukan. Hal ini untuk menjamin bahwa sediaan
memiliki efek farmakologis yang baik dan tidak mengiritasi kulit ketika
digunakan. Sifat fisik sediaan mempengaruhi tercapainya efek farmakologis
sesuai yang diharapkan. Parameter pengujian sifat fisik salep antara lain uji
daya sebar, daya lekat, dan pH (Naibaho dkk., 2013).
Vanishing cream umumnya berupa emulsi minyak
dalam air, mengandung air dalam prosentase besar dan asam stearat. Setelah
penggunaan krim, air menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang
tipis. Sediaan krim lebih disukai karena lebih menyebar rata dan lebih mudah
dibersihkan dengan air daripada sediaan salep. (Ansel, 1989)
Salah satu cara
membedakan tipe emulsi menurut Seno dkk (2004) adalah dengan pewarnaan. Zat
warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase
external dari emulsi tersebut. Misalnya
(dilihat dibawah mikroskop)
-
Emulsi + larutan Sudan III
dapat memberi warna merah pada emulsi tipe w/o, karena sudan III larut dalam
minyak
-
Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w
karena metilen blue larut dalam air.
Kloramfenikol. Pemerian :
Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu
atau putih kekuningan; Larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam
larutan netral atau larutan agak asam. Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah
larut dalam etanol, dalam propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
(Anonim, 2015)
III.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
:
Cawan petri
|
Timbangan digital
|
Kertas saring
|
Stopwatch
|
Pipet tetes
|
Anak timbangan 0,5 kg
|
Mortir dan stamper
|
Kertas lakmus
|
Objek glass
|
|
2.
Bahan
Kloramfenikol
|
Aquadest
|
Nipagin
|
Ol roseae
|
Trietanolamin
|
Asam Stearat
|
Adeps lanae
|
Larutan KOH
|
Parafin cair
|
Parafin cair
|
IV.
CARA
KERJA
1.
Pembuatan
krim kloramfenikol
Digerus
kloramfenikol dan nipagin sampai dingin dan homogen
Ditambah sedikit
air, homogenkan
Dibuat basis
krim dengan memanaskan asam stearat, TEA, adeps lanae, paraffin cair, dan
sebagian air di atas penangas air sampai lebur sempurna
Dicampur kedua
bahan dalam lumpang panas
Ditambah ol
Rosae aduk hingga homogen
.Dilihat evaluasi.
1.
Uji
organoleptis
Diamati
organoleptis dari krim meliputi bentuk, warna, bau dan tekstur.
Dicatat dalam
data pengamatan
2.
Uji
homogenitas
Diamati
homogenitas dari krim yang dioleskan pada onjek glass.
Dicatat dalam
data pengamatan
3.
Uji
daya sebar
Diambil 0,5 g
krim diletakkan pada tengah cawan petri
Ditimpakan pada
basis salep cawan petri lain yang telah ditimbang
Diamati diameter
krim yang menyebar setelah didiamkan selama 1 menit
Ditambah beban
sebanyak 50 g
Diamati diameter
krim yang menyebar setelah didiamkan selama 1 menit
Diulangi
prosedur tersebut sebanyak 3 kali
4.
Uji
daya proteksi
Disiapkan kertas
saring bersih dan dibasahi indikator PP
Diolesi dengan
krim
Disiapkan kertas
saring lain yang telah dibatasi dengan parafin padat yang dicairkan
Ditutup kertas
saring berkrim dengan kertas saring berparafin
Bagian kertas
saring berparafin ditetesi dengan KOH 0,1 N
Diamati lama waktu kertas berkrim berwarna merah.
5.
Uji
tipe krim
Diletakkan
sedikit sampel krim pada objek glass
Ditetesi dengan
larutan metilen blue
Diamati di bawah
mikroskop
V.
DATA
PENGAMATAN
1.
Formula
Tiap 10 g Krim mengandung
|
|||
Bahan
|
Jumlah
|
||
Kloramfenikol
|
1,5 g
|
||
Nipagin
|
0,10%
|
||
TEA
|
0,15 g
|
||
Adeps lanae
|
0,3 g
|
||
Parafin
|
2,55 g
|
||
Aqua
|
5, 15 g
|
||
Ol Rosae
|
q.s
|
||
Asam Stearat
|
1, 55 g
|
||
2.
Penimbangan
Bahan
|
Perhitungan
|
Penimbangan
|
Kloramfenikol
|
1,5 g
|
1,5 g
|
Nipagin
|
0,1% x 10 g
|
0,01 g
|
TEA
|
0,15 g
|
0,15 g
|
Adeps lanae
|
0,3 g
|
0,3 g
|
Parafin
|
2,55 g
|
2,55 g
|
Aqua
|
5, 15 g
|
ad 10 g
|
Ol Rosae
|
q.s
|
q.s
|
Asam Stearat
|
1, 55 g
|
1, 55 g
|
3.
Uji
Organoleptis
Organoleptis
|
Hasil
|
Bentuk
|
Setengah padat
|
Warna
|
Putih
|
Bau
|
Bau bunga mawar
|
Tekstur
|
Lembut
|
4.
Uji
homogenitas
Syarat
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
Susunan homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
|
Susunan homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
|
Memenuhi syarat
|
5.
Uji
daya sebar
Beban
|
Diameter
|
cawan petri 35,979 g
|
2.44 cm
|
+ 50 g
|
2.93 cm
|
+ 100 g
|
3.41 cm
|
+ 150 g
|
3.60 cm
|
+ 200 g
|
3.845 cm
|
6.
Uji
daya proteksi
Basis
|
Waktu
|
Keterangan
|
Krim
|
Lebih dari 5 menit
|
Baik
|
7.
Uji
tipe krim
Metilen
blue tidak tersebar dan tidak bercampur dengan basis.
VI.
PEMBAHASAN
Krim adalah
bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang umumnya berupa emulsi air dalam minyak
atau minyak dalam air. Produk ini lebih disukai karena dapat dicuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika.
Dalam formulasi
krim terdiri bahan obat dalam hal ini dipakai kloramfenikol yang berkhasiat
sebagai antibiotik, basis dan bahan tambahan. Basis krim terdiri dari paraffin
cair sebagai fase minyak, air, dan emulgator yaitu adeps lanae, trietanolamin
dan asam stearat. Bahan tambahan oleum rosae untuk memberi bau harum dan
nipagin sebagai pengawet karena krim mengandung air yang cukup banyak yang
merupakan media pertumbuhan mikroba.
Evaluasi
terhadap sifat fisik pada sediaan topikal perlu dilakukan. Hal ini untuk
menjamin bahwa sediaan memiliki efek farmakologis yang baik dan tidak
mengiritasi kulit ketika digunakan. Sifat fisik sediaan mempengaruhi
tercapainya efek farmakologis sesuai yang diharapkan. Parameter pengujian sifat
fisik krim antara lain uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji
daya proteksi, dan uji tipe krim.
Pengamatan organoleptis dari sediaan dilakukan
dengan mengamati bentuk, warna, bau dan tekstur sediaan. Formulasi krim di atas
memiliki organoleptis yang dapat diterima yaitu berbentuk setengah padat,
berwarna putih, berbau seperti bunga mawar dan bertekstur lembut.
Pemeriksaan
homogenitas dilakukan dengan kaca objek. Pengujian dilakukan dengan cara
mengoleskan sejumlah krim pada permukaan objek glass kemudian ditutup dengan
objek glass lain. Suatu sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan
tidak terlihat butiran kasar. Krim pada percobaan kali ini memenuhi syarat.
Uji daya sebar
pada krim dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit, dimana
suatu basis krim sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin
pemberian bahan obat yang baik. Hasil uji menunjukkan bahwa peningkatan beban akan
memperluas daya sebar sehingga luas area penyebaran krim meningkat. Daya sebar
dari krim dapat dilihat pada grafik berikut :
Pengujian Daya
Proteksi krim dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim untuk melindungi kulit
dari pengaruh luar seperti asam, basa, debu, polusi dan sinar matahari.
Pengujian daya proteksi krim dilakukan dengan KOH 0,1 N. Pada pengujian daya
proteksi menggunakan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat dimana KOH 0,1 N
mewakili zat yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja krim terhadap kulit KOH
0,1 N akan bereaksi dengan phenoftalein yang akan membentuk warna merah muda,
yang berarti krim tidak mampu memberikan proteksi terhadap pengaruh luar,
sediaan krim yang baik seharusnya mampu memberikan proteksi terhadap semua
pengaruh luar yang ditandai dengan tidak munculnya noda merah pada kertas
saring yang ditetesi dengan KOH 0,1 N dapat mempengaruhi efektifitas krim
tersebut terhadap kulit. Dari hasil percobaan perlindungan dari Formula krim di
atas lebih dari 5 menit maka dapat disimpulkan krim memiliki daya proteksi yang
baik. Efek proteksi dari krim terjadi karena terbentuknya lapisan tipis stearat
saat air dalam krim yang dioleskan menguap.
Uji tipe krim
digunakan untuk mengetahui apakah tipe krim yang dibuat sesuai dengan tujuan
pembuatan krim. Dari fomulasi diketahui fase air lebih banyak dan emulgator
stearat dan TEA yang merupakan emulgator tipe m/a lebih banyak daripada adeps
lanae yang bertipe a/m sehingga krim dibuat agar terjadi emulsi tipe minyak
dalam air. Uji tipe krim dilakukan dengan indikator larutan metilen blue dan
diamati di bawah mikroskop. Metilen blue bersifat larut dalam air dan tidak
larut dalam minyak. Bila Metilen blue tersebar merata maka krim bertipe m/a begitu
pula sebaliknya. Dari hasil percobaan metilen blue tidak tersebar merata
sehingga formulasi bertipe a/m.
VII.
KESIMPULAN
1.
Evaluasi
terhadap sifat fisik pada sediaan topikal perlu dilakukan. Hal ini untuk
menjamin bahwa sediaan memiliki efek farmakologis yang baik.
2.
Parameter
pengujian sifat fisik krim antara lain uji homogenitas, uji organoleptis, uji
daya sebar, daya proteksi, dan uji tipe krim.
3.
Formula
krim memiliki organoleptis yang dapat diterima yaitu berbentuk berbentuk
setengah padat, berwarna putih, berbau seperti bunga mawar dan bertekstur
lembut.
4.
Formula
krim memiliki homogenitas yang memenuhi syarat.
5.
Formulasi
krim daya sebarnya cukup luas dengan daya sebar terbesar dengan beban cawan dan
anak timbang 200 g adalah 3,845 cm.
6.
Perlindungan
dari krim bersifat baik yaitu lebih dari 5 menit.
7.
Tipe
krim diharapkan bertipe m/a tapi setelah diuji krim bertipe a/m.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Anief,
M. 2000. Ilmu Meracik Obat. Cetakan ke-9.Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
2. Anonim. 2004. Ilmu Resep Teori
jilid III. Pusdinakes Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
3.
Anonim.2015.
Farmakope Indonesia Edisi V.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
4.
Ansel.(1989). Pengantar Bentuk
SediaanFarmasi. Edisi IV. Universitas Indonesia Press :
Jakarta.
5.
Mukhlishah, N.R.I., Sugihartini, N., Yuwono, Tedjo,. 2016. Daya
Iritasi dan Sifat Fisik Sediaan Salep Minyak Atsiri Bunga Cengkeh ( Syzigium
aromaticum) pada Basis Hidrokarbon. Majalah Farmaseutik, Vol. 12 No. 1
Tahun 2016-UAD
6.
Naibaho,
D.H., Yamkan, V,Y., Weni, Wiyono,. 2013.
Pengaruh Basis Salep Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi
(Ocinum sanchum L.) pada Kulit Punggung Kelinci yang dibuat Infeksi
Staphylococcus aureus. Jurnal ilmiah Farmasi – UNSRAT.
7.
Rahmawati,
F.,Yetti. Uji Kontrol Kualitas Sediaan
Salep Getah Pepaya (Carica papaya) menggunakan Basis Hidrokarbon. Prodi D3
Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten.
IX.
LAMPIRAN
1.
Hasil
Praktikum
2.
Gambar
alat
No
|
Gambar
|
Nama dan Fungsi
|
1.
|
|
Timbangan
digital
Untuk menimbang bahan
|
2
|
|
Mortir dan stamper
Untuk
menghaluskan dan mencampur bahan
|
3
|
|
Cawan petri
Untuk uji daya
sebar
|
4
|
|
Anak timbangan
Membantu uji
daya sebar
|
5
|
|
Mikroskop
Untuk melihat tipe krim dengan perbesaran.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar